KABUPATEN TANGERANG - Ratusan warga masyarakat Perumahan Taman Balaraja Desa Perahu Kecamatan Sukamulya, sudah hampir Satu Minggu terdampak terhentinya pasokan air PDAM Tirta Kerta Rahardja (TKR) Kabupaten Tangerang.
"Ya, sudah satu Minggu kami masyarakat Perumahan Taman Balaraja mengeluhkan kondisi air yang tak mengalir alias mati, di sejumlah status jejaring WhatsApp nya.
“Padahal tinggal dari hulu ke hilir, kemudian dari kali ke tangki. Ee.. PDAM mati ! Lalu bagaimana bisa mandi ?? Pengawasnya gak ada kerjaan. Kasian ya pelanggan PDAM kaya saya, ” tulis Nengsih penuh sindiran.(05/05/2023).
Tak hanya dirinya, beberapa warga perumahan Taman Balaraja lainnya pun diinformasikan mengeluhkan hal yang serupa. Diantaranya, para ibu - ibu yang tinggal disini, setiap hari menggunakan air tersebut untuk keperluan mandi, mencuci, memasak dll, " ungkapnya.
“Banyak yang teriak juga itu di status. Pada mati juga air PAM mereka. Ada juga yang di Perumahan Villa Balaraja, ” kata Nengsih, seraya menegaskan kondisi dan situasinya.
Hal senada juga dikeluhkan Sanjiwan warga yang tinggal di Perumahan Taman Balaraja Blok.G 5, , “Waduh… PDAM… air mati lagi...mati lag i...mati melulu aja, bagaiman ini PDAM..?”
Celetukan jengkel pelanggan ini dijawab pelanggan - pelanggan lainnya dengan emosi yang nadanya mendukung kekecewaan pelanggan. Semisal, Darmaji, satu warga lainnya dengan kesal tercetus ajakan untuk “Demo”.
Baca juga:
Birokrasi di Era 4.0 Tantang ASN Berkualitas
|
“Lha, mau mandi enggak bisa, ambil air wudhu pun susah, termasuk membuang BAB yang repot jadinya. Bagaimana bisa disebut Perumahan Layak Huni, " terang Sanjiwan.
Saya mendesak Bupati Tangerang H.Ahmed Zak Iskandar, harus ambil peran aktif persoalan buruknya layanan ini. Begitupun jajaran DPRD Kabupaten Tangerang jangan membiarkan kekcewaan berat masyarakat yang memepercayakan kemajuan Kabupaten ini kepada mereka, " ungkapnya.
Atau jangan - jangan pendistribusian air mati - hidup ini bermula dari pengambil alihan pengelolaan layanan air PDAM dari Perumda Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang ke Perumda Tirta Benteng. "Kan cuma produksi, airnya tetap dikelola Perumda TKR, sedangkan distribusi berjaringannya yang dikelola Perumda TB, " tegasnya.
Sementara itu H.Alamsyah MK, selaku Aktivis dan Ketua LSM Geram Banten Indonesia, menjelaskan, Bila sebelumnya pengalihan, kucuran air ke rumah - rumah pelanggan normal - normal saja, kini “Mati-hidup” harusnya cepat dan langsung di respon, jangan selalu di bohongi dengan alasan - alasan klasik, karena sebagian besar pelanggan PDAM khususnya di Kabupaten Tangerang menggantungkan aktifitas keseharian pada air PDAM, disebabkan air tanah yang buruk, " jelasnya.
Belum lagi kondisi ini, masih ditambah dengan para petugas pencatat meter yang kekurangan tenaga, sehingga sebelumnya terjadi ledakan tarif. Ternyata pula biaya rekening bulanan lebih mahal, " ucap H.Alamsyah MK.
"Jika yang menjadi penyebab terganggunya pelayanan air bersih kepada para pelanggan karena adanya penurunan level debit air baku atau penurunan kuantitas air baku akibat di bukanya pintu air 10, seharusnya cepat ambil solusi dengan berbagai cara, seperti pendistribusian mobil - mobil tangki air milik PDAM ke titik - titik yang membutuhkan, " tuturnya.
"Jangan bohongi dan sakiti masyarakat, Apalagi Perumahan Taman Balaraja lokasinya persis di belakang rumah kediaman Wakil Bupati Tangerang H.Mad Romli dan Anggota Dewan Fraksi Golkar Deny Herdiana, "Apa tidak seperti menampar pipi sendiri, " tegasnya mengakhiri. (Sopiyan/Red)